Jumat, 28 Oktober 2011

LANDASAN TEORI PERSALINAN NORMAL


1. DEFINISI

Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu.

Persalinan dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :
1.     Persalinan Spontan
Persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir.
2.     Persalinan Buatan
Persalinan yang dibantu dengan tenaga dari luar.
Misalnya dengan ekstraksi vakum, forsep atau  sectio secarea.
3.      Persalinan Anjuran
Persalinan yang berlangsung dengan pemberian obat untuk merangsang timbulnya kontraksi. Pada umumnya persalinan terjadi bila bayi sudah cukup besar untuk hidup di luar, tetapi tidak sedemikian besarnya sehingga menimbulkan kesulitan dalam persalinan. Kadang-kadang persalinan tidak mulai dengan sendirinya tetapi baru berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin, atau prostaglandin.

Beberapa istilah yang berkaitan dengan umur kehamilan dan berat janin adalah berbagai berikut: 
  1. Abortus adalah terhentinya dan dikeluarkanya hasil konsepsi sebelum mampu hidup diluar kandungan , umur kehamilan kurang dari 20 minggu.
  2. Partus immaturus adalah suatu proses persalinan dimana janin dalam uterus berusia kurang dari 28 minggu dan lebih 20 minggu dengan berat janin antara 500-1000 gram.
  3. Partus Prematurus adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup tetapi belum aterm/cukup bulan, umumnya berat janin antara 1000-2500 gram dengan umur kehamilan 28-36 minggu. 
  4.  Partus Postmaturus atau serotinus adalah proses persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih dari waktu yang ditentukan. 
  5.  Partus Presipitatus adalah persalinan yang berlangsung cepat kurang dari 3 jam.

2. SEBAB-SEBAB TERJADINYA PERSALINAN

      Sebab-sebab mulainya persalinan belum diketahui dengan jelas, namun ada banyak faktor yang memegang peranan penting sehingga menyebabkan persalinan.
      Beberapa teori yang dikemukakan adalah                   :
1.      Penurunan kadar Estrogen dan Progesteron
Hormon progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya hormon estrogen meninggikan kerentanan otot-otot rahim.
Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen di dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga timbul his.
2.      Teori Oksitosin
Hormon oksitosin mempengaruhi kontraksi otot-otot rahim. Pada akhir kehamilan, kadar oksitosin bertambah, sehingga uterus menjadi lebih sering berkontraksi.
3.      Teori Distansia Rahim
Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung, bila dindingnya teregang oleh karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya.
Demikian dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan makin teregang otot-otot dan otot-otot rahim makin rentan.
4.      Pengaruh Janin
Hipofyse dan kelenjar suprarenal janin memegang peranan oleh karena pada anencephalus kehamilan sering lebih lama dari biasa.
5.      Teori Prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua, menjadi salah satu penyebab permulaan persalinan.
6.      Teori Plasenta menjadi tua
Menurut teori ini, plasenta menjadi tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah, hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim.
7.      Teori Iritasi Mekanik
Di belakang serviks terdapat ganglion servikale (fleksus Frankenhauser). Bila ganglion ini digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala janin, maka akan timbul kontraksi.
8.      Induksi Partus (Induction of Labour)
Partus juga dapat ditimbulkan dengan             :
a.       Gagang Laminaria      :  Beberapa laminaria diamsukkan ke dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang Fleksus Frankenhauser.
b.      Amniotomi  :              Pemecahan ketuban
c.       Oksitosin Drips          :  Pemberian Oksitosin melalui tetesan infus per menit
Dalam hal mengadakan induksi persalinan perlu diperhatikan bahwa serviks sudah matang (serviks sudah pendek dan lembek) dan kanalis servikalis terbuka untuk 1 jari.
Sebelum terjadi persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya wanita memasuki bulannya yang disebut kala pendahuluan (preparatory stage of labour)

Ini memberikan tanda-tanda sebagai berikut   :
·        Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida. Pada multipara tidak begitu kentara.
·        Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri menurun.
·        Perasaan sering atau susah BAK (polakisuria) karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.
·        Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi dari uterus, kadang-kadang disebut false labour pains.
·        Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah bisa bercampur darah.

3. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN

Ø   POWER : His dan tenaga mengedan
a.  HIS
His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan. Pada bulan terakhir dari kehamilan sebelum persalinan, sudah ada kontraksi rahim yang disebut his pendahuluan atau his palsu, yang sebetulnya hanya merupakan peningkatan daripada kontraksi Braxton Hicks. His pendahuluan ini tidak teratur, menyebabkan nyeri di perut bagian bawah dan paha, tidak menyebabkan nyeri yang memencar dari pinggang ke perut seperti di persalinan, lama kontraksi pendek, tidak bertambah kuat bila dibawa berjalan malahan sering berkurang, tidak mempunyai pengaruh pada serviks. Sifat dari his persalinan berkebalikan dari his pendahuluan. Kontraksi rahim bersifat berkala dan yang harus diperhatikan adalah
·        Lamanya kontraksi : kontraksi berlangsung 45-75 detik
·        Kekuatan kontraksi : menimbulkan naiknya tekanan intra utrerin sampai 35 mmHg
·        Interval antara dua kontraksi : pada permulaan persalinan his timbul sekali dalam 10 menit, dalam kala pengeluaran sekali dalam 2 menit

Menurut faalnya his persalinan dapat dibagi dalam :
·        His pembukaan : his yang menimbulkan pembukaan dari serviks
·        His pengeluaran : his yang mendorong anak keluar, biasanya disertai kekuatan mengejan.
·        His pelepasan uri : his yang melepaskan uri

b. Tenaga mengejan
Setelah pembukanan lengkap dan setelah ketuban pecah, tenaga yang mendorong anak keluar selain his terutama disebabkan oleh kontraksi otot-otot dinding perut yang mengakibatkan peninggian tekanan intraabdominal. Tenaga ini serupa dengan tenaga mengejan sewaktu kita BAB tetapi jauh lebih kuat lagi, Rupanya sewaktu kepala sampai di dasar panggul, timbul suatu refleks yang menyebabkan pasien menutup glotisnya, mengkontraksikan otot-otot perutnya dan menekan diafragmanya ke bawah. Tenaga mengejan ini hanya dapat berhasil kalau pembukaan sudah lengkap dan paling efektif sewaktu kontraksi rahim. Tanpa tenaga mengejan ini anak tidak dapat lahir. Tenaga mengejan ini juga melahirkan plasenta  setelah plasenta lepas dari dinding rahim.

Ø  PASSAGE
Perubahan pada uterus dan jalan lahir pada persalinan.
a.  Keadaan segmen atas dan segmen bawah rahim pada persalinan.
Sejak kehamilan yang lanjut,uterus dengan jelas terdiri dari dua bagian ialah segmen atas rahim yang dibentuk oleh korpus dan segmen bawah rahim yang terjadi dari isthmus uteri. Segmen atas memegang peranan yang aktif karena berkontraksi dan dindingnya bertambah tebal dengan majunya persalinan. Sebaliknya segmen bawah rahim memegang peranan pasif dan makin tipis dengan majunya persalinan karena diregang. Kontraksi otot rahim mempunyai sifat yang khas :
·     Setelah kontraksi maka otot tersebut tidak berelaksasi kembali kekeadaan sebelum kontraksi tetapi menjadi sedikit lebih pendek walaupun tonusnya tidak seperti sebelum kontraksi.
·     Kotraksi tidak sama kuatnya, tetapi paling kuat di daerah fundus uteri dan berangsur berkurang ke bawah dan paling lemah pada segmen bawah rahim

b.     Perubahan bentuk rahim
Pengaruh perubahan bentuk ini adalah :
·              Karena ukuran melintang berkurang, maka lengkungan tulang punggung menjadi lebih lurus dan dengan demikian kutub atas anak tertekan pada fundus, sedangkan bawah ditekan ke dalam pintu atas panggul.
·              Karena rahim bertambah panjang, maka otot-otot memanjang diregang dan menarik pada segmen bawah dan serviks.

c.     Faal ligamen rotundum dalam persalinan
·              Pada tiap kontraksi, fundus yang tadinya tersandar pada tulang punggung berpindah ke depan mendesak dinding perut bagian depan ke depan.
·              Dengan adanya kontraksi dari tiap ligamen rotundum fundus uteri terhambat, sehingga waktu kontraksi fundus tak dapat naik ke atas.

d.     Perubahan pada serviks
Pembukaan ini serviks ini biasanya didahului pendataran dari serviks

e.     Pendataran dari serviks
Pemendekan dari kanalis servikalis yang semula berupa saluran yang panjangnya 1-2 cm menjadi suatu lubang dengan pinggir yang tipis.

f.      Pembukaan dari serviks
Pembesaran dari ostium eksternum yang tadinya berupa satu lubang dengan diameter beberapa milimeter menjadi lubang yang dapat dilalui anak kira-kira diameternya 10 cm.

g.     Perubahan pada vagina dan dasar panggul
Setelah ketuban pecah segala perubahan terutama pada dasar panggul ditimbulkan oleh bagian depan anak. Oleh bagian depan yang maju itu dasar panggul diregang menjadi saluran dengan dinding-dinding yang tipis. Dari luar, peregangan oleh bagian depan nampak pada perineum yang menonjol dan menjadi tipis sedangkan anus menjadi terbuka.

Ø  PASSENGER : janin, berat badan, letak presentasi dan posisi janin.
Istilah letak anak dalam ilmu kebidanan mengandumg 4 pengertian :
a. Situs
·        Letak. Yang dimaksud adalah letak sumbu panjang anak terhadap sumbu panjang Ibu. Letak memanjang ada 2 macam presentasi, ialah kalau kepala bayi menjadi bagian terbawah disebut presentasi kepala, sedangkan kalau bokong disebut presentasi bokong. Jika ukuran panjang anak melintang terhadap sunbu panjang Ibu maka anak dikatakan dalam letak lintang. Jika sumbu panjang anak serong terhadap sumbu panjang ibu maka anak dalam letak serong
b. Habitus
·        Sikap. Yang dimaksud adalah letak bagian-bagian anak satu terhadap yang lain Sikap anak yang fisiologis ialah :
o      Badan anak dalam kyphose
o      Kepala menekur, dagu dekat pada dada
o      Lengan bersilang didepan dada
o      Tungkai terlipat pada lipatan paha, dan lekuk lutut rapat pada badan.
c.  Posisio
·        Posisi. yang dimaksud adalah letak salah satu bagian anak yang tertentu terhadap dinding perut atau jalan lahir
d. Presentasi
Presentasi yang dimaksud adalah apa yang menjadi bagian yang terendah.

4.  Perjalanan persalinan secara klinis.

a.       Tanda-tanda persalinan sudah dekat
Beberapa minggu sebelum ibu bersalin, ia merasakan kandungan atau keadaannya menjadi lebih enteng (lightening). Ia merasa kurang sesak,tetapi sebaliknya ia berjalan terasa lebih sukar,dan sering diganggu oleh perasaan nyeri pada anggota bawah,juga terdapat beser kencing (poliuria).secara singkat gejala ini di sebabkan oleh turunnya rahim karena kepala janin sudah masuk PAP. His palsu ini terjadi 3 atau 4 miggu sebelum persalinan karena terjadi peningkatan dan kontraksi braxton Hicks.

b.      Tanda-tanda persalinan :
Timbulnya his persalinan ialah his permulaan dengan sifat sebagai berikut
·  Nyeri melingkar dari punggung memancar keperut bagian depan.
·  Teratur.
·  Makin lama makin pendek  intervalnya dan makin kuat.
·  Jika dibawa berjalan bertambah kuat.
·  Mempunyai pengaruh pada pendataran atau pembukaan serviks.

Keluarnya lendir bercampur darah dari jalan lahir atau blood show, hal ini terjadi karena terlepasnya selaput janin pada bagian bawah segmen bawah rahim pada saat pendataran serviks sehingga beberapa kapiler terputus.
Keluarnya cairan banyak dengan tiba-tiba dari jalan lahir hal ini terjadi kalau ketuban pecah atau selaput janin robek, ketuban biasanya pecah kalau pembukaan lengkap atau hampir lengkap.

5.      KALA DALAM PERSALINAN

1.      Kala I (Pembukaan)
Di mulai dari timbulnya his dan wanita mengeluarkan lendir yang bercampur darah (blood show) sampai dengan pembukaan lengkap (10 cm), proses ini terbagi dalam 2 fase yaitu :
·        Fase Laten
Berlangsung selama 8 jam, servik membuka sampai 3 cm.
·        Fase Aktif.
o   Fase akselerasi   : dalam waktu 2 jam pembukaan 3 – 4 cm.
o   Fase dilatasi maksimal: selama waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat, dari 4-9 cm
o   Fase deselerasi : pembukaan menjadi lambat lagi, dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.

Lamanya kala 1 untuk primigravida 12 jam, sedangkan untuk multigravida lamanya 8 jam.

Pada kala I his belum begitu kuat, yaitu 10 – 15 menit. Lambat laun his bertambah kuat, intervalnya menjadi pendek, kontraksi menjadi lebih kuat dan lebih lama.lendir bertambah banyak bercampur darah.

2.      Kala II (dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir)
Kala II persalinan adalah masa pembukaan lengkap sampai dengan lahirnya bayi.disebut juga kala pengeluaran atau keluarnya bayi dari uterus melalui vagina.
Perubahan yang terjadi pada kala II :
·        Kontraksi uterus
-  Lebih kuat, amplitudo 40 – 60 mmhg.
-  Lebih lama, 50-60 detik untuk satu his.
-  Lebih sering, lebih dari 3 kali dalam 10 menit.
·        Fetus.
Penyaluran O2  pada plasenta akan berkurang, dapat menyebabkan :
-  Hipoksia
-  DJJ tidak teratur
- Kepala masuk rongga panggul, dasar panggul tertekan, sehingga timbul refleks mengedan.
·        Otot penyokong kala II
Karena ibu mengedan, maka otot-otot pada dinding perut akan berkontraksi. Mengedan optimal dilakukan dengan cara :
- Paha ditarik dekat lutut
- Badan fleksi
- Dagu menyentuh dada
- Gigi bertemu gigi
- Tidak mengeluarkan suara
·        Dasar panggul / organ panggul :
- Vagina menjadi lebih luas
- Otot-otot dasar panggul meregang
- Kandung kemih terdorong ke arah pubis
- Uretra teregang
- Rectum tertekan

Setiap his datang, maka akan timbul rasa ingin BAB, reflek mengedan, dan kesakitan pada ibu. Pada kala II tanda-tanda vital perlu diperhatikan dan DJJ harus selalu di observasi. Pada primigravida kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada multivara rata-rata berlangsung selama 0,5 jam.

3.      Kala III ( mulai dari bayi lahir sampai plasenta lahir).

Kala III berlangsung dari lahirnya bayi sampai dengan lahirnya plasenta secara lengkap dari dinding uterus. Biasanya plasenta lepas dalam 6-15 menit setelah kelahiran bayi dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran plasenta di sertai dengan pengeluaran darah.

Tanda-tanda pelepasan plasenta:
·        Uterus menjadi bundar
·        Semburan darah mendadak
·        Tali pusat bertambah panjang

Tingkat kelahiran plasenta :
·        Melepasnya plasenta dari tempat implantasi di dinding uterus.
·        Pengeluaaran plasenta dari cavum uteri.
·        Pelepasan dapat di mulai dari tengah (sentral, menurut Schultz).
·        Dari pinggir plasenta ( Marginal,menurut Duncan).
·        Serentak dari tengah atau dari pinggir plasenta.
·        Umumnya pendarahan tidak melebihi 400 ml.

Untuk mengetahui pelepasan plasenta, dipakai beberapa prasat yaitu :
·        Prasat Kustner.
Tangan kanan meregang atau menarik sedikit tali pusat, tangan kiri menekan simfisis, bila tali pusat ini masuk kembali ke dalam vagina berarti plasenta telah lepas dari dinding uterus.
·        Perasat Strassman.
Tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat, tangan kiri mengetuk-ngetuk fundus uteri. Bila terasa getaran pada tali pusat, berarti tali pusat belum lepas dari tempat implantasi. Bila tidak terasa getaran, berarti tali pusat telah lepas dari tempat implantasi.
·        Prasat Klein.
Ibu disuruh meneran, bila tali pusat tampak turun ke bawah saat meneran dihentikan maka plasenta telah lepas dari tempat implantasi.
·        Prasat Grede.
Dengan cara memijat uterus seperti memeras jeruk agar plasenta lepas dari dinding uterus. Prasat ini hanya di gunakan dalam keadaan terpaksa.

4.   Kala IV ( sampai dengan 2 jam setelah plasenta lahir)

Pemantauan terhadap tanda-tanda vital dan jumlah pendarahan harus di lakukan pada 1-2 jam setelah plasenta lahir lengkap. Hal ini dimaksudkan agar keadaan ibu post partum dapat terpantau dan bahaya akibat pendarahan dapat dihindari.

Sebelum meninggalkan wanita postpartum, harus di perhatikan 7 pokok antara lain :
1.      Kontraksi uterus harus baik.
2.      Tidak ada pendarahan dari vagina atau pendarahan-pendarahan dalam alat genitalia lainnya.
3.      Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap.
4.      Kandung kemih harus kosong.
5.      Luka pada perineum telah terawat baik dan tidak ada hematoma.
6.      Bayi dalam keadaan baik.
7.      Ibu dalam keadan baik, nadi, dan TD normal dan tidak ada keluhan sakit kepala.

6.      PERSIAPAN PERTOLONGAN PERSALINAN

Sebelum seorang bidan melakukan pertolongan persalinan sebaiknya terlebih dahulu melakukan persiapan pasien, alat, persiapan tempat, dan persiapan penolong.

Persiapan tersebut meliputi:
1.      Menerima pasien dengan keluarga dengan sopan dan ramah.
2.      Menanyakan kartu pemeriksaan.
3.      Mengambil dan menganalisa kartu ibu.
4.      Menanyakan tentang tanda-tanda persalinan dan keluhan yang ibu rasakan.
5.      Mempersiapkan tempat persalinan yang aman dan nyaman.
6.      Menyiapkan status dan alat tulis.
  1. Menyiapkan tempat duduk untuk observasi disebelah kanan pasien.
  2. Mengosongkan kandung kemih pasien.
  3. Mengosongkan rektum.
  4. Membersihkan tubuh pasien.
  5. Menggantikan pakaian pasien dengan pakaian yang sudah disiapkan di tempat bersalin.
  6. Menyiapkan alat-alat pertolongan persalinan :
·        Alat-alat pemeriksaan.
·        Tempat tidur lengkap.
·        Tensimeter.
·        Steoskop
·        Jam tangan dengan jarum detik.
·        Timbangan badan.
·        Lembar status persalinan.
·        Kom dengan larutan desinfektan.
·        Sarung tangan.
·        Bengkok.
·        Kapas desinfektan steril.
·        Air cebok desinfektan.
·        Perlak .
·        Ember.
·        Pispot khusus wanita.
  1. Alat-alat untuk kateterisasi.
·        Kateter nelaton steril.
·        Kapas desinfektan.
·        Sarung tangan steril.
·        Pinset steril.
·        Bengkok.
·        Pispot.
  1. Alat pertolongan persalinan.
·        Satu pasang sarung tangan steril.
·        Kapas lembab steril.
·        Setengah kocher.
·        Duk steril.
·        Penghisap lendir.
·        Klem 2 buah.
·        Gunting tali pusat.
·        Benang pengikat tali pusat.
·        Betadine /alkohol 70 %
·        Gelas pengukur darah.
·        Bengkok penampung darah.
·        Pembungkus bayi.
  1. Alat-alat episiotomi dan heating set.
·        Gunting episiotomi.
·        Spuit dan lidokain.
·        Benang catgut.
·        Nal heating.
·        Nal pooder.
·        Pinset anatomis

7.      PENATALAKSANAAN DALAM PERSALINAN

a. Tindakan pada kala I :
·        Memeriksa pasien, tanda-tanda vital dan pemeriksaan luar.
·        Mempertahankan moril pasien.
·        Melakukan periksa dalam untuk menentukan ramalan persalinan dengan tetap menjaga teknik septik dan aseptik.
·        Memperhatikan keadaan kandung kemih karena bila penuh dapat mengganggu persalinan dan keadaan rektum.
·        Observasi keadaan janin.
·        Perhatikan nutrisi ibu yang mau bersalin.
·        Mengajarkan cara mengedan yang baik dan efektif.

b. Tindakan pada kala II.
·        Dalam kala ini perlu di perhatikan keadaan septik dan anti septik.
·        Anjurkan klien mengejan jika ada his.
·        Memantau DJJ sesering mungkin.
·        Mempersiapkan partus set steril.
·        Membantu proses kelahiran bayi.

c.       Tindakan kala III:
·        Mengawasi keadaan pendarahan ibu.
·        Mencari tanda-tanda pelepasan plasenta dan kalau sudah lepas segera di lahirkan.

d.      Tindakan kala IV :
·        Mengawasi pendarahan post partum.
·        Menjahit robekan perineum.
·        Memantau dan memeriksa keadaan bayi

8.      MEKANISME PERSALINAN

1. Turunnya Kepala
Turunnya kapala dapat dibagi dalam :
·        Masuknya kepala dalam pintu atas panggul
Masuknya kepala pada pintu atas pangul pada primigravida terjadi pada bulan terakhir kehamilan, tetapi pada multigravida baru terjadi pada permulaan persalinan. Masuknya kepala kedalam pintu atas panggul biasanya dengan sutura sagitalis melintang dan dengan fleksi yang ringan.

Kalau sutura sagitalis terdapat di tengah – tengah jalan lahir, ialah tepat di antara symphysis dan promontorium, maka dikatakan kepala dalam “ synclitismus “.

Jika sutura sagitalis agak ke depan mendekati symphysis atau agak ke belakang mendekati promontorium, maka “ asynclitismus “.

Jika sutura sagitalis mendekati symphysis dan os parietal belakang lebih rendah dari os parietal depan “ asynclitismus anterior “ dan Jika sutura sagitalis mendekati promontorium dan os parietal depan lebih rendah dari os parietal belakang “ asynclitismus posterior “

·        Majunya Kepala
Pada primigravida majunya kepala terjadi pada kala II, sedangkan pada multigravida majunya kepala dan masuknya kepala terjadi bersamaan.

Yang menyebabkan majunya kepala ialah :
a.       Tekanan cairan intrauterin
b.      Tekanan langsung oleh fundus pada bokong
c.       Kekuatan mengejan
d.      Melurusnya badan anak oleh perubahan bentuk rahim.


2. Fleksi
Dengan majunya kepala biasanya fleksi bertambah hingga UUK lebih rendah dari UUB. Keuntungan dari bertambahnya fleksi adalah bahwa ukuran kepala yang lebih kecil melewati jalan lahir : diameter suboccipito bregmatica (9,5 cm) menggantikan suboccipito frontalis (11 cm).

Fleksi disebabkan karena anak didorong maju dan sebaliknya mendapat tahanan dari pinggir pintu atas panggul, cerviks, dinding panggul atau dasar panggul

3 .Putaran Paksi Dalam
Pemutaran dari bagian depan sehingga bagian terendah dari bagian depan memutar ke depan ke bawah symphysis. Putaran paksi adalah suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya bentuk bidang tengah dan pintu bawah panggul. Putaran paksi dalam terjadi bersamaan dengan majunya kepala dan tidak terjadi sebelum kepala sampai ke Hodge III, terkadang sampai kepala didasar panggul.

4. Ekstensi
Kepala harus melakukan ekstensi karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan dan atas untuk melaluinya. Pada kepala bekerja dua kekuatan, yang satu mendesak kebawah dan yang lainnya disebabkan tahanan dasar panggul yang menolaknya ke atas, maka lahirlah berturut – turut pada pinggir  atas perineum  UUB, dahi, hidung, mulut, dan akhirnya dagu dengan gerakan ekstensi. Subocciput yang menjadi pusat pemutaran disebut “ hypomochlion “.

5. Putaran Paksi Luar
Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali ke arah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam. Selanjutnya putaran dilanjutkan hingga belakang kepala berhadapan dengan tuber ischiadicum sepihak.


6 . Expulsi
Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai di bawah symphysis dan menjadi hypomochlion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu depan menyusul dan selanjutnya seluruh badan anak lahir searah dengan paksi jalan lahir.

9.      BIDANG HODGE

Untuk menentukan berapa jauhnya anak tersebut telah turun ke rongga panggul maka Hodge telah menentukan bidang khayal dalam panggul :
·        Hodge I             : sama dengan pintu atas panggul
·        Hodge II           : sejajar dengan hodge I melalui pinggir bawah simfisis
·        Hodge III          : sejajar dengan hodge I melalui spina ischiadika
·        Hodge IV          : sejajar dengan hodge I melalui ujung os coccygis

10.  PARTOGRAF

Partograf dipakai untuk memantau kemajuan persalinan dan membantu petugas kesehatan dalam menentukan keputusan dalam penatalaksanaan. Partograf memberi peringatan pada petugas kesehatan apakah persalinan berlangsung lama, adanya gawat ibu dan janin ataukah ibu perlu untuk dirujuk.

Tujuan utama penggunaan partograf adalah untuk :
1.      Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam.
2.      Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal. Dengan demikian juga dapat melakukan deteksi dini setiap kemungkinan terjadinya partus lama.

Hal-hal yang harus dicatat pada partograf :
1.      Informasi tentang ibu
Catat waktu kedatangan dan perhatikan kemungkinan ibu datang dalam fase laten persalinan. Catat waktu terjadinya pecah ketuban.

2.      Kesehatan dan kenyamanan janin
a. Denyut Jantung Janin (DJJ)
Catat DJJ setiap 30 menit (lebih sering jika ada tanda-tanda gawat janin)
b.Warna dan adanya air ketuban
Nilai air ketuban setiap kali dilakukan pemeriksaan dalam dan nilai warna air ketuban juka ketuban pecah.
Ø   U      : ketuban utuh (belum pecah)
Ø   J        : ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
Ø   M      : ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium
Ø   D      : ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah
Ø   K      : ketuban sudah pecah dan tidak ada air ketuban (kering)
c.  Molase ( penyusupan kepala janin)
Penyusupan adalah indicatoring tentang seberapa jauh dari kepala bayi dapat menyesuaikan diri dengan bagian keras panggul ibu.
Ø   0    : Tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat dipalpasi
Ø   1    : Tulang-tulang kepala janin hanya sebagian bersentuhan
Ø   2    : Tulang-tulang kepala janin saling tumpah tindih, tapi masih dapat di pisahkan
Ø   3    : Tulang kepala janin tumpang tindih, tidak dapat dipisahkan

3.      Kemajuan persalinan
a.             Pembukaan serviks
Nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam (lebih sering dilakukan jika ada tanda-tanda penyulit)
b.            Penurunan bagian terendah atau presentasi janin
Mengacu pada bagian kepala (dibagi 5 bagian) yang teraba (pada pemeriksaan abdomen/luar) diatas simfisis pubis, catat dengan tanda lingkaran (o).


4.      Jam : catat jam sesungguhnya
Menyatakan berapa jam waktu yang telah dijalani sesudah pasien diterima.

5.      Kontraksi uterus
Setiap ½ jam raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam satuan detik.
Nyatakan lamanya kontraksi dengan :
a.       Beri titik-titik dikotak untuk menyatakan kontraksinya < 20 detik
b.      Beri garis-garis dikotak untuk menyatakan kontraksi lamanya 20-40 detik
c.       Isi penuh kotak untuk menyatakan kontraksinya > 40 detik.
                            
6.      Obat-obatan dan cairan yang diberikan
Catat semua obat lain yang diberikan.

7.      Oksitosin
Bila memakai oksitosin catatlah banyaknya oksitosin pervolume cairan infuse dan dalam tetesan permenit.

8.      Kesehatan dan kenyamanan ibu
-         Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif persalinan. Beri tanda titik pada kolom waktu yang sesuai (.)
-         Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase aktif persalinan. Beri tanda panah pada partograf pada kolom waktu yang sesuai.
-         Volume urine, protein atau aseton. Ukur dan catat jumlah produksi urin ibu sedikitnya setiap 2 jam.
Bila temuan-temuan melintasi kearah kanan garis waspada, petugas kesehatan harus melakukan penilaian terhadap kondisi ibu dan janin dan segera mencari rujukan yang tepat.

1 komentar:

satualkes mengatakan...

Yang membutuhkan USG dan pelatihan ya
Http://alatkesehatan.biz

Posting Komentar

Selamat Datang Di Blog Bidan

Pembukaan

disamping adalah form untuk menjadi member blog saya!banyak keuntungan yang anda dapatkan jika mendaftar diblog saya!

Penutupan

Terimakasih telah mendaftar diblog saya!

Login member

Lupa password?

Belum member?Daftar sekarang!